Money Politik Semakin Masif

MaTA. Praktik politik uang (money politic) di Aceh diduga semakin masif menjelang hari pencoblosan yang tinggal 17 hari lagi. Sebuah hasil survei bahkan menunjukan adanya kemungkinan 40 persen pemilih berubah pilihan akibat politik uang.

“Dinamika di lapangan hari ini, money politic sudah sangat masif. Seperti pembagian dispenser di Aceh Besar. Itu laporan yang kita terima dari masyarakat,” ungkap Koordinator Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA), Alfian, Minggu (31/3).

Menurut Alfian, modus pemberian dispenser itu adalah pemberdayaan ekonomi masyarakat. Tetapi sebenarnya itu bagian dari komitmen untuk memilih caleg tersebut. Selain itu ada juga caleg yang memberikan uang dalam bentuk tunai di dalam amplop dengan nilai tertentu, juga dengan komitmen yang sama untuk memilih caleg tersebut saat hari pemilihan nanti.

“Pemberian-pemberian seperti itu dilakukan oleh caleg yang memang punya uang. Untuk caleg petahana modusnya lebih gila lagi, yakni dengan melakukan pemotongan dana aspirasi sebesar 30 persen, yang kemudian digunakan untuk kebutuhan logistik mereka,” pungkas Alfian.

Dinamika masifnya politik uang ini menurut Alfian, dalam konteks jangka panjang berimplikasi besar terhadap kondisi sosial masyarakat Aceh. Oleh karena itu, ia mendesak Panitia Pengawas Pemilihan (Panwaslih) agar lebih aktif memantau.

“Sampai hari ini, Panwaslih mengaku belum menemukan money politic. Publik jadi bertanya-tanya, kenapa mereka belum menemukan, sementara money politik itu sangat masif di lapangan?” kata Alfian heran.

Panwaslih dikatakannnya harus memiliki komitmen kuat untuk melakukan tindakan tegas terhadap pelaku money politic. “Kalau Panwaslih tidak konsisten, masyarakat tidak termotivasi untuk mengawasi. Lembaga negara saja tidak tegas, ya masyarakat jadinya enggan melapor,” imbuhnya.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Forum LSM Aceh, Sudirman Hasan, juga membenarkan masifnya prakti politik uang di masyarakat. “Tren (money politic) kita amati semakin marak menjelang Pemilu. Ini patut menjadi perhatian kita semua” tekanya.

Maraknya politik uang ini dia katakan, telah membuat Pemilu di Aceh bergeser dari rawan konflik menjadi rawan politik uang. Hal ini sangat berbahaya karena dapat mencabut kemerdekaan para pemilih.

Artikel ini telah tayang di serambinews.com

http://aceh.tribunnews.com/2019/04/01/money-politik-semakin-masif.

Berita Terbaru

MaTA : Mempertanyakan Komitmen Review dan Probity Audit Oleh Inspektorat Aceh Dengan KPK

Siaran Pers - Masyarakat Transparansi Aceh mempertanyakan komitmen Review dan Probity Audit Oleh Inspektorat Aceh dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Koordinator MaTA menyampaikan, Berdasarkan analisis...

Catatan Kritis Atas Tindak Pidana Korupsi BRA

Siaran Pers - Koordinator Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA), Alfian, mendesak Kejaksaan Tinggi (Kejati) Aceh untuk mengusut tuntas aliran dana dugaan korupsi di Badan Reintegrasi...

Mengulik Korupsi Lewat Kolaborasi

Kegiatan MaTA - Indonesia Corruption Watch (ICW) dan Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA) menggelar diskusi publik untuk penguatan Klub Jurnalis Investigasi (KJI) Aceh dalam meliput...

MaTA Mengajak Multistakeholder Kampus Untuk Mewujudkan Tata Kelola Tambang Yang Ramah Lingkungan

MaTA - MaTA bekerjasama dengan PATTIRO dengan dukungan FORD Foundation dan persetujuan dari Bagian Perencanaan Setditjen Bina Bangda, untuk bekerjasama dengan Subdit Sosial dan...